Sejarah Berdirinya IBEKA

Pada tahun 1979 Iskandar Budisaroso Kuntoadji bersama rekan-rekannya sesama mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mendirikan Yayasan Mandiri.

Tujuan dari didirikan Yayasan Mandiri adalah untuk menyebarkan dan menerapkan konsep teknologi tepat guna serta melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pada Tahun 1992 Yayasan Mandiri bertransformasi IBEKA yang menjadi akronim dari Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan.

Kemudian pada tahun  2011 IBEKA berubah menjadi Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan dan tetap menjadi kepanjangan IBEKA hingga saat ini.

Saat ini, IBEKA adalah lembaga bisnis sosial yang berbasis utama teknologi. Dengan menggunakan paduan konsep adaptasi teknologi dan kesadaran sosial, IBEKA hadir di tengah masyarakat untuk ikut serta dalam usaha pemberdayaan masyarakat pedesaan dan kelompok marjinal di kerkotaan.

IBEKA tidak hanya melakukan kegiatan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga mendorong masyarakat untuk dapat mandiri dan mendapatkan kebebasan ekonomi. IBEKA percaya bahwa energi dalam hal ini listrik adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi.

IBEKA berupaya tetap konsisten menggunakan energi terbarukan sebagai pintu masuk dalam pemberdayaan kelompok masyarakat sekaligus menciptakan nilai tambah bagi sumber daya lokal setempat.

Dalam menjalankan kegiatan IBEKA selalu mempromosikan usaha-usaha sosial berskala lokal untuk menciptakan keragaman ekonomi. IBEKA menyediakan akses energi yang terjangkau dan andal berbasis energi terbarukan dan juga pemanfaatan energi tersebut untuk dapat lebih bermanfaat.

Program-program pemanfaatan seperti penyediaan air bersih, pengolahan hasil panen, usaha skala rumah tangga, bengkel kelompok masyarakat dan koperasi lokal. IBEKA percaya bahwa semakin beragam ekonomi, semakin besar pula peluang keberlanjutan sistem ekonomi tersebut.

Keberagaman ekonomi berbasis usaha-usaha sosial berskala lokal dapat mempercepat pengentasan kemiskinan dan juga mampu menjadi pengejawantahan tentang konsep keadilan sosial serta kelestarian lingkungan.

IBEKA menerapkan konsep “live in” sebagai metodologi utama untuk memastikan keberlanjutan pembangunan. Dalam usaha menangkap aspirasi dan kebutuhan masyarakat, personel IBEKA tinggal bersama penduduk lokal dan mempersiapkan masyarakat sebelum pelaksanaan kegiatan pembangunan melalui pemetaan sosial partisipatif, pemetaan sektoran dan juga pemetaan spasial.

Hal ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan yang ada di masyarakat sekaligus solusinya. Penting untuk mendapatkan data yang valid karena data tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merumuskan rencana pembangunan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.

Pada akhirnya, masyarakat lokal dapat menentukan masa depan pembangunan secara mandiri berdasarkan inisiatif lokal IBEKA Training Center didirikan pada tahun 2015 sebagai hasil dari diskusi dengan berbagai kelompok masyarakat mengenai pentingnya menyebarkan pola pikir pembangunan ekonomi berbasis energi terbarukan.

Tempat ini telah menjadi fasilitas pelatihan bagi pelajar, pemuda dan masyarakat luas. IBEKA juga menyelenggarakan kunjungan tamu dari dalam maupun luar negeri untuk berkolaborasi termasuk akademisi dari Cornell University, Stanford University (AS), Melbourne University, MonashUniversitas (Australia), Universitas Grenoble (Prancis), Universitas Nagoya dan Tokyo Universitas (Jepang), Universitas Cambridge, Universitas Oxford (Inggris Raya), dan banyak lagientitas swasta lainnya seperti Siemens Stiftung (Jerman), Tokyo Electric Power Company, Perusahaan Listrik Chubu (Jepang).