Dalam perjalanan hidup ini ternyata yang sangat menarik adalah satu point yang kita bawa sampai kubur adalah integritas. Indonesia sangat banyak orang pintar lulusan berbagai universitas terkenal tetapi kenapa negara kita masih seperti ini. Kita masih seperti ini karena kita masih berjuang mati-matian untuk mengejar agar bangsa ini punya integritas.

Bagaimana pembentukan karakter ini penting. Karakter dibentuk dari pengalaman dengan empati. Bukan hanya pengajaran dengan logika. Logika yang hebat harus dibungkus dengan empati, tanpa itu logika tidak akan berguna, tidak akan membawa kita kemana-mana.

Konstruksi sosial negara kita dimanapun bahkan di dunia hanya menggunakan logika. Bagaimana dengan daya dukung lingkungan? Pembangunan selama ini, bisnis selama ini selalu menggunakan sumber daya hingga batas tertinggi dan cenderung kepada eksploitasi.

Kita lupa bahwa ada daya dukung alam lingkungan kita yang membuat kita bisa survive sampai sekarang. Ini karena kita hanya menggunakan logika sehingga bagaimana dengan kapasitas empati dimana kita belajar? IBEKA sejak 2015 membuka kesempatan kepada pemuda-pemuda untuk belajar empati sehingga kalian rela dan mau bukan hanya mencari pekerjaan tapi menciptakan pekerjaan.

Kita ingin daerah-daerah pelosok itu bisa dibangun dengan baik. Berkorban untuk mencari dana, Berkorban untuk berurusan dengan birokrasi, memberi pemahaman kepada para birokrat-birokrat lokal bahwa development adalah salah satu tugas dari pemerintah untuk mensejahterakan rakyat.

Kita harus sungguh-sungguh melakukan dengan sebaik-baiknya. Pilihan jalan hidup haruslah dijalani dengan kerja keras, ridho, ikhlas, sabar dan selalu bersyukur. Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti, rezeki sudah pasti kemuliaanlah yang harus kita cari.

Tri Mumpuni

Ketua Yayasan IBEKA