MENGUNGKAP KESEPAKATAN TERBARU DI KTT COP28 DUBAI 2023

IBEKA

KTT COP28 (Conference of the Parties) yang diadakan di Dubai baru-baru ini menghasilkan berbagai kesepakatan penting terkait perubahan iklim dan pemberdayaan masyarakat. 

Setelah 13 hari perundingan dan beberapa malam perundingan alot di Dubai, Presiden Konferensi Iklim PBB COP28 dari Uni Emirat Arab, Sultan Al Jaber, mengetuk palu sebagai tanda bahwa dunia telah mencapai konsensus.

Komitmen untuk beralih dari semua bahan bakar fosil ke energi terbarukan disepakati untuk pertama kaliya. 

Acara ini dihadiri oleh para pemimpin dunia, ilmuwan, aktivis, dan pelaku industri yang bertujuan untuk mencapai solusi yang berkelanjutan untuk tantangan perubahan iklim.

1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Salah satu fokus utama KTT COP28 adalah kesepakatan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kesepakatan ini mencakup komitmen untuk tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2050 dengan harapan bisa mengendalikan pemanasan global. 

Para pemimpin dan delegasi dunia berjalan di Kota Expo Dubai menjelang KTT Aksi Iklim Dunia selama Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab, 1 Desember 2023. REUTERS/Thomas Mukoya

Agar tercapai target 0 emisi negara-negara diharapkan mengalihkan sistem energi dari bahan fosil dengan cara yang terukur dan teratur. 

Para negara peserta menyepakati upaya untuk membatasi kenaikan suhu global menjadi di bawah 1,5 derajat Celsius dari level pra-industri.  

Hal ini dilihat sebagai langkah penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.

2. 116 Negara Berjanjai Tingkatkan Kapasitas EBT

Selain itu, pada KTT COP28 juga disepakati sebanyak 116 negara akan meningkatkan kapasitas EBT pada tahun 2030. 

Pengumuman tersebut tertuang pada Global Decarbonization Accelerator (GDA).

Dengan adanya perjanjian ini diharapkan dapat mengurangi emisi rumah kaca global. 

Sektor energi adalah penyumbang ¾ emisi gas ruma kaca global. 

baca juga : MOBIL LISTRIK DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

Tentunya peningkatan kapasitas EBT juga diiringi oleh akses yang adil dan setara bagi masyarakat pedesaan. 

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau besar dan pulau kecil. 

Desentralisasi energi untuk mencapai kemandirian energi masyarakat di setiap desa adalah konsep paling ideal. 

IBEKA sendiri sudah menginisiasi konsep ini lebih dari 30 tahun yang lalu dan akan selalu menjadi misi dari IBEKA. 

3. 50 Perusahaan Besar Dunia Sepakat Mengurangi Emisi

KTT COP28 juga menghasilkan kesepakatan dengan lebih dari 50 perusahaan dunia untuk mengurangi emisi dar operasional mereka sendiri. 

Pakta tersebut mencakup komitmen untuk mengurangi polusi dari metana (metana 80 kali lebih berbahaya dar karbon dioksida) hingga mendekati nol. 

Poin ini merupakan kesepakatan yang sangat penting untuk dapat mengerem laju pemanasan global yang semakin hari semakin memprihatinkan. 

baca juga : PENTINGNYA KESADARAN ENERGI TERBARUKAN BAGI PARA CALON PEMIMPIN MUDA

Realisasi Lebih Penting dari Janji

Penting untuk menekankan seindah apapun kesepakatan yang dihasilkan dalam KTT COP 28 namun realisasi merupakan hal yang lebih penting. 

Realisasi merupakan satu-satunya hal yang mampu memberikan dampak signifikan terhadap kondisi dunia. 

Indonesia sendiri memainkan peranan signifikan karena kondisi alam Indonesia yang menjadi salah satu hutan hujan tropis terbesar dunia. 

Indonesia adalah paru-paru dunia yang mampu berperan penting untuk mengerem laju pemanasan global. 

Sudah seharusnya Indonesia menganggap penting masa depan kelestarian alam daripada hanya angka-angka pertumbuhan ekonomi nasional. 

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan berarti jika kondisi alam rusak sehingga semakin sulit untuk ditinggali oleh manusia. 

*Sumber:

  1. https://www.unep.org
  2. https://www.cop28-dubai.com
  3. https://www.dw.com

Bagikan:

Baca Juga

Leave a Comment