Elon Musk, pengusaha di bidang mobil listrik dengan merk Tesla baru-baru ini menyuarakan pandangan kontroversial tentang minyak dan gas bumi.
Ia mengatakan bahwa manusia masih membutuhkan energi fosil yaitu minyak dan gas bumi.
“Kita tidak boleh membenci penggunaan minyak dan gas,” kata dia dikutip dari Reuters, Minggu (17/12/2023).
Meskipun teknologinya sendiri fokus pada pengembangan mobil listrik dan energi terbarukan, tetapi ia mengakui bahwa manusia belum siap untuk sepenuhnya meninggalkan minyak dan gas bumi.
Setahun sebelumnya yaitu pada 2022 Elon Musk mengatakan dunia harus terus mengekstrak minyak dan gas untuk mempertahankan peradaban.
Ia yakin ini tetap harus dilakukan sementara dunia mengembangkan sumber energi yang berkelanjutan.
Elon Musk juga menyatakan bahwa butuh beberapa dekade untuk dapat beralih dari energi fosil ke energi terbarukan.
Minyak dan gas bumi masih diperlukan untuk pembangunan energi terbarukan ke depannya.
Dari pandangan Elon Musk dapat disimpulkan sudah begitu bergantungnya manusia pada energi fosil dan untuk berubah ke sumber energi terbarukan butuh beberapa dekade.
Transisi tersebut pada dasarnya tidak serta merta mengutamakan teknologi dan kesiapan infrastruktur.
baca juga : MOBIL LISTRIK DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
Lebih substansial perubahan tersebut haruslah berawal dari paradigma akan penggunaan energi.
Energi terbarukan pun dalam proses pembuatan dan operasionalnya juga memproduksi polusi.
Penambangan mineral sebagai bahan baku baterai dan panel surya semisalnya juga berpotensi merusak lingkungan.
baca juga : MENGUNGKAP KESEPAKATAN TERBARU DI KTT COP28 DUBAI 2023
Diperlukan kebijaksanaan dalam memanfaatkan minyak dan gas bumi.
Manusia harus melihat ke dalam dirinya sendiri dan memastikan bahwa penggunaan energi fosil dilakukan secara bijaksana, dengan meminimalisir dampak negatif pada lingkungan
Misalnya, mengurangi penggunaan barang elektronik ketika tidak diperlukan, mematikan lampu disaat tidak membutuhkan penerangan dan juga memakai transportasi umum.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa manusia bukanlah satu-satunya penghuni bumi.
Alam adalah mitra bagi manusia dalam membangun peradaban.
Kehidupan manusia sangat tergantung pada ekosistem yang ada di sekitarnya.
Jika lingkungan tidak dapat dipertahankan, maka keberlanjutan peradaban manusia akan terancam.