MENGENALI RESOURCE STATE SERTA KESEJATIAN MANUSIA

CICADAS, IBEKA – Materi hari keempat PERINTIS 2024 dimulai dengan arahan Bapak Bayu Ludvianto terkait pentingnya cinta dalam kehidupan, karena hanya cinta yang dapat menyatukan segala aspek yang ada dikehidupan ini. Untuk mendapatkan keselarasan hidup bias dirasakan melalui hubungan dengan siapa pun, berikut penjelasan Bapak Bayu Ludvinto:

“Cinta dapat disebut dengan cinta bila ketiadaan rasa pamrih, dan itu berlaku dalam hubungan antara anak dengan orang tua, guru dengan muridnya, maupun dalam pertemanan.” Ucap Bapak Bayu Ludvianto saat memberi materi kepada peserta PERINTIS 2024. 

Bapak Bayu Ludvianto menegaskan kepada seluruh peserta PERINTIS 2024 terkait pembentuk karakter seseorang berasal dari rumah, bila seorang anak mendapat perlakuan buruk secara berulang maka menjadikan anak berperilaku menyimpang begitu pula dengan sebaliknya. Hal inilah yang disebut dengan resource state dan dalam ilmu resource state terdapat sebelas macam-macam jebakan kehidupan atau disebut life traps, diantaranya:

  1. Abandonment

Ini terjadi dimana orang tua meninggalkan seorang anak dalam secara fisik. Maka anak merasa bahwa dirinya merasa asing dengan dirinya. 

  1. Mistrust and Abuse

Merupakan perasaan seseorang yang hila kepercayaan pada dirinya akibat dimanfaatkan oleh orang lain. 

  1. Emotional Deprivation

Perasaan ini dapat timbul bila seseorang benar-benar tidak pernah menerima cinta dari siapapun. 

  1. Social Exclusions

Jebakan kehidupan ini hampir dialami dan dirasakan oleh banyak orang, perasaan terkucilkan akibat orang lain pernah membully atau merendahkan secara terang-terangan hingga korban social exclusions lebih nyaman dengan dirinya sendiri dan tidak membutuhkan siapa pun. 

  1. Defectiveness

Korban merasa dirinya tidak sempurna akibat ketidak puasan orang tua mereka dengan segala capaian yang ada. 

  1. Failures 

Seseorang akan terus merasa dirinya pecundang dan tidak pantas saat orang lain menghargai dirinya. 

  1. Dependence

Perasaan ini timbul bila seorang anak selalu dianggap tidak berhak mengambil keputusan dan selalu sesuai dengan kemauan orang tuanya. 

  1. Vulnerability 

Seseorang akan merasakan suatu hal yang tidak dinginkan secara tiba-tiba. Seperti contoh bila mana orang tua mengalami kebangkrutan dan itu menjadikan dirinya terkejut. 

  1. Subjugation

Ini dikarenakan orang tua yang memiliki sifat otoriter dan anak akan tetap harus patuh meski dalam hal buruk sekali pun. 

  1. Unrealenting Standatrs

Ini merupakan sikap dimana seseorang dianggap luar biasa, selalu mencapai keberhasilan namun dibalik kebahagiaan itu dia mengalami tekanan dari orang tua. 

  1. Entitlement

Sikap ini terbentuk karena orang tua yang memanjakan anaknya hingga menjadikan seorang anak yang suka memberontak bila keinginannya tidak dapat terkabulkan oleh orang tuanya. 

Peserta PERINTIS 2024 satu per-satu dapat terbuka dengan pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah mereka terima dari lingkungan sekitar, baik teman, kerabat, bahkan orang tua mereka sendiri. Peserta lainnya dengan sangat bijak dapat mempelajari pengalaman luar biasa ini untuk berdamai dengan diri mereka dengan masa lalu yang cukup membuat mereka trauma. 

 

Peserta PERINTIS 2024 saat mengikuti sesi Pak Bayu Ludvianto

Bapak Bayu Ludvianto mengingatkan seluruh PERINTIS 2024 untuk dapat berdamai dengan diri mereka, masalah atau trauma yang pernah mereka alami akan hilang ketika mereka sudah berdamai dengan diri maupun masa lalu mereka hingga bertekat untuk menjadi manusia yang berhak memberi dan menerima cinta. 

Sesi Pak Bayu Ludvianto selesai, peserta PERINTIS 2024 kembali kedalam kelas untuk menerima ilmu yang disampaikan oleh Bapak Iskandar B. Kuntoadji terkait kesejatian manusia, masalah sosial dan keilmuan. 

Bapak Iskandar B. Kuntoadji saat memberikan materi

Dalam diri manusia terdapat fisiologi yang menjadikan emosi, rasa atau perasaan dan akal pikiran menjadi kesatuan yang tidak disadari oleh manusia. Pemikiran ini terjadi dan menimbulkan nilai-nilai ilmu pengetahuan yang mana data menjadi suatu informasi ini disebut dengan proses, dan proses itu terjadi akan menjadi ilmu pengetahuan  dan kearifan yang mana menjadi hasil. 

Namun, saat ini manusia hanya ditekankan untuk berfokus pada ilmu pengetahuan saja tanpa mengerti bagaimana nilai ilmu pengetahuan itu berproses hingga akhirnya menghasilkan suatu kearifan.

Dalam sesi materi Bapak Iskandar B. Kuntoadji peserta diajak untuk berdiskusi dan menyampaikan pandangan mereka terhadap fenomena yang sudah dialami beberapa orang secara tanpa sadar. Beliau harap dengan materi yang ia sampaikan dapat menjadikan peserta PERINTIS 2024 untuk dapat berpikir kritis dalam niat mereka untuk menjadi bagian program ini.

Bagikan:

Tags

Baca Juga

Leave a Comment