CICADAS, IBEKA – Jumat (26/07/2024) panitia program PERINTIS 2024 mengarahkan seluruh peserta PERINTIS 2024 untuk kembali mengikuti kelas yang akan dipandu beberapa narasumber, diantaranya sang budayawan yakni Bapak Taufik Rahzen, kemudian dilanjut dengan seorang content creator Diajeng Karunia Cinta atau akrab disapa Bucin kemudian ditutup dengan sesi jurnalis TEMPO Bapak Arif Zulkifli.
Pertama peserta PERINTIS 2024 dibukakan mata mereka terhadap pengenalan budaya mandala kala antroposen. Bapak Taufik Rahzen mengenalkan budaya dimana manusia menjadi spesies paling agresif terkait menentukan arah evolusi kehidupan.
“Saat ini, manusia menjadi penentu keadaan alam sekitar, bukan alam yang mengarahkan dan manusia mengikuti alurnya.” Ujar sang Budayawan.
Bapak Taufik Rahzen pun cukup prihatin dengan budaya yang semakin berkurang untuk diminati, terutama kalangan anak muda saat ini. Maka sang Budayawan pun berharap bahwa budaya tidak hanya dikenal namun dengan mengenal asal-usul macam tulisan yang ada dimuka bumi ini, artefak atau warisan budaya tentunya diperlukan pembangunan strategi dalam pelestarian. Sang Budayawan pun dengan tegas mengatakan bahwa budaya merupakan peta mental.

Narasumber yang kedua, Diajeng Karunia Cinta atau akrab dipanggil Bucin. Ia adalah seorang content creator yang berfokuskan dunia baking. Narasumber membagikan motivasinya kepada seluruh peserta PERINTIS 2024 untuk dapat menjadi influentcer yang berkualitas, maka dalam sesi mbak Bucin ini menjelaskan berbagai hal seperti:
- Membangun branding atau identitas digital
- Menciptakan profesionalitas dalam membagikan content
- Pentingnya mengelola popularitas
- Menentukan tujuan dalam hal koneksi atau berkomunikasi, branding, hiburan dan informasi.
- Personal Branding
- Menentukan audience atau market yang sesuai dengan minat maupun kebutuhan.
- Pentingnya menjaga etika dan tanggung jawab saat menjajaki dunia digital.

Mbak Bucin menegaskan pada poin terakhir, bahwa meski tidak ada batasan untuk kreatif, namun seorang influentcer perlu mematuhi tata tertib saat menggunakan sosial media.
Setelah sesi mbak Bucin terlewati, peserta antusias untuk menyambut salah satu jurnalis yang berpengaruh pada media berita di Indonesia, yakni Bapak Arif Zulfikli. Beliau merupakan seorang jurnalis TEMPO. Peserta PERINTIS 2024 dijelaskan tentang perbedaan antara berita dengan informasi, dan ia menegaskan bahwa tidak semua informasi dapat dikatakan sebuah berita.
Bapak Arif Zulkifli saat berada dalam kelas, ia menggunakan system tanya-jawab dengan tujuan agar seluruh peserta dapat aktif dan suasana kelas pun menjadi semangat. Selama sesi tersebut berlangsung, peserta berbondong-bondong memberikan pertanyaan dari segi media berita yang baik, penulisan berita yang sesuai dengn Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 yakni terkait Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Dalam penulisan berita dilindungi dengan UU ITE, maka perlu perhatian ekstra saat mengungkapkan suatu berita yang nantinya akan dibaca oleh pembaca.” Ujar sang Jurnalis.
Peserta PERINTIS 2024 dengan berbagai pertanyaan serta pandangan mereka terhadap penulisan berita pun dapat menjadi suatu pengalaman yang berharga bagi mereka setelah menerima berbagai ilmu yang telah dibagikan oleh para narasumber, dan melalui ketiga narasumber tersebut membuat para peserta untuk menjadi manusia yang berkarakter dan berkualitas.